Hari ini, saya akan melanjutkan pembelajaran mengenai DevOps, khususnya pada materi Kubernetes. Setelah sebelumnya saya menulis tentang ClusterIP dalam Service Kubernetes, kali ini saya akan membahas langkah-langkah membuat Load Balancer dalam Service Kubernetes. Topik ini sangat menarik karena Load Balancer merupakan elemen penting dalam arsitektur aplikasi modern, terutama untuk memastikan aplikasi dapat diakses secara efisien dan tetap responsif meskipun menerima banyak permintaan.
Konfigurasi Kubernetes
Berikut adalah konfigurasi YAML yang akan kita gunakan:
Penjelasan Konfigurasi
ReplicaSet
replicas: 4
: Menentukan jumlah pod yang akan dijalankan.- Label
app: nginx
: Digunakan untuk mengidentifikasi pod yang terkait dengan Service. - Image
nginx
: Menjalankan aplikasi berbasis web default NGINX pada setiap pod.
Service
- Tipe
LoadBalancer
: Mengarahkan trafik dari pengguna ke semua pod secara merata. - Port
80
: Port akses publik untuk Service. - TargetPort
80
: Port yang digunakan pada container di dalam pod.
- Tipe
Langkah-Langkah Penggunaan
Simpan File Konfigurasi
Simpan file YAML di atas dengan namanginx-loadbalancer.yaml
.Deploy ke Kubernetes
Jalankan perintah berikut untuk menerapkan konfigurasi:Verifikasi Deployment
Periksa ReplicaSet:
Hasilnya akan menunjukkan ReplicaSet bernama
nginx-diaz
dengan jumlah replika yang sesuai.Periksa Pods:
Pastikan terdapat 4 pod yang berjalan dengan nama unik.
Periksa Service:
Pengalaman dan Pelajaran
Menerapkan konfigurasi ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana Kubernetes mengelola trafik aplikasi dengan LoadBalancer. Dengan ReplicaSet, kita memastikan bahwa aplikasi tetap berjalan dengan jumlah pod yang stabil, sementara Service LoadBalancer memastikan trafik diarahkan dengan merata ke setiap pod. Langkah ini sangat relevan untuk membangun aplikasi yang siap digunakan pada skala besar.
Komentar
Posting Komentar